ABSTRAK
Gunawan, 2012. “ Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar IPS Kasus Bahan Belajar Kegiatan Pendulangan Intan Bagi Siswa Kelas IV di SDN Sungai Tiung 3
Banjarbaru”. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing I Prof. Dr. Dwi Atmono., M.Pd., M.Si. Pembimbing II : Dr. Herry
Porda Nugroho Putro.,M.Pd.
Kata Kunci : model kooperatif tipe STAD, aktivitas, hasil belajar , IPS.
Kenyataan yang ditemui pada siswa kelas IV dalam
pembelajaran IPS kasus bahan belajar kegiatan pendulangan intan masih belum
optimal. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS diketahui proses
belajar-mengajar selama ini masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab yang
pada kenyataannya hasil belajar masih belum maksimal. Nilai rata-rata mata pelajaran IPS terdapat peningkatan
yang lambat dengan ketuntasan klasikal di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 70%. Kemungkinan
penyebabnya adalah kurang tepatnya strategi belajar mengajar yang diterapkan,
sehingga memerlukan adanya pendekatan dan metode yang cocok dalam
pembelajarannya.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian menggunakan rancangan
deskriptif dan dilaksanakan di SDN Sungai Tiung 3 Banjarbaru dengan menerapkan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams-Acheivement Divisions). Penelitian ini menggunakan setting kelas IV
yang berjumlah 27 orang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 14 orang
perempuan semester 2 tahun pelajaran
2010/2011. Teknik pengumpulan
data digunakan adalah observasi kegiatan pembelajaran guru, observasi kegiatan
siswa, serta tes tertulis pada akhir siklus. Analisis data yang digunakan
interpretasi berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi dengan pembahasan
berdasarkan skala persentase dan indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan kurikulum.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) aktivitas
pembelajaran guru pada siklus I menerapkan model pembelajaran kooperatf tipe
STAD berlangsung belum efektif. Hal ini diketahui dari hasil observasi teman
sejawat yang memberikan skor 3 kualifikasi cukup baik. Sementara siklus II aktivitas pembelajaran guru
memperoleh skor 4 kualifikasi baik. (2) aktivitas belajar siswa melalui tahapan
model kooperatif tipe STAD melalui kerja kelompok setelah menyelesaikan LKS
tentang aktivitas pendulangan intan dan penggosokan batu permata dinyatakan cukup
baik. Sementara aktivitas belajar siswa melalui tahapan model STAD pada siklus
II dinyatakan baik, (3) hasil belajar siklus I pada tes formatif adalah 6,56
dengan ketuntasan 46,67% sementara nilai tes formatif pada siklus II adalah 8,07
berada di atas nilai KKM yaitu 7,0 sebagai indikator ketuntasan belajar yang
disyaratkan kurikulum IPS dengan ketuntasan klasikal 100%.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini dapat
disarankan kepada guru agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai
suatu alternatif dalam metode pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Guru diharapkan dapat menjadikan model kooperatif tipe STAD lebih
menarik dilaksanakan agar siswa berminat serta tidak jenuh mengikuti pelajaran.
Materi soal diharapkan lebih komunikatif agar siswa tidak menemui kendala dalam
menjawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar