a. Zaman Yunani kuno
Perkembangan ilmu jaman yunani kuno diklasifikasikan dalam 3 tahapan yaitu jaman Pra- Sokrates, jaman sokrates, dan Jaman Pasca Aristoteles
1. Masa PraSokrates
Filsafat di masa Pra-Sokrates merupakan tahap pertama dalam filsafat Yunani. Filsuf-filsuf pada masa Pra-Sokrates diantaranya:
a) Thales (625 – 545 SM)
Menurut Thales, bahan dasar dari segala sesuatu adalah air
b) Anaximander(611 – 545 SM)
Menurutnya, prinsip pertama dari segala sesuatu adalah to apeiron(yang berarti substansi yang tak
terbatas).
c) Anaximenes (588 – 524 SM)
Menurut Anaximenes, prinsip segala sesuatu adalah udara.
Aksimenes mendevinisikan bentuk bumi dan pelangi
d) Pytagoras (580 – 500 SM)
Menurut Pythagoras prinsip dari segala-galanya adalah matematika.
e) Xenophanes (570 – 480 SM)
Ia berpendapat allah bersifat kekal. Dia menolak anggapan bahwa allah dilahirkan. Maka dapat
disimpulkan bahwa menurut dia allah tidak mempunyai permulaan.
f) Heracleitos (540 – 475 SM)
Menurut Heracleitos hakikat segala sesuatu adalah api.
g) Empedocles
Menurut Empedocles, unsur dasar dari segala-galanya adalah empat unsur anasir yakni: tanah, udara, api
dan air.
h) Demokritos
Menurut Demokritos, tindakan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan.
Tentang kebudayaan, Demokritos mengajarkan bahwa peradaban muncul dari kebutuhan dan usaha
untuk memperoleh suatu yang menguntungkan dan berguna. Demokritos juga menegaskan tentang
pentingnya Negara dan kehidupan politik. Manusia harus lebih mementingkan kepentingan Negara.
Dalam etika Demokritos menegaskan tentang kebebasan.
2. Masa Sokrates
Pusat perhatian filsafat masa Sokrates adalah manusia, peradaban dan kebiasaan manusia. Sofisme menaruh perhatian pada mikrokosmos bukan makrokosmos.
Filiosof yang terkenal pada masa sokrates : Sokrates, Plato dan Aristoteles.
a) Sokreates
Ia mengajarkan tentang dialektika. Ajaran-ajaran Sokrates antara lain definisi yang bersifat tetap, argumen-argumen induktif. Argument induktif ini bukan dikembangkan melalui logika, melainkan dengan wawancara atau dialektik. Tujuan dialektik adalah memperoleh kebenaran dan definisi universal. Menurut Sokrates, jiwa hanya dapat dipelihara sebagimana semestinya dengan pengetahuan, yakni kebijaksanaan yang benar.
Sokrates menaruh perhatian besar pada etika. Dia menganggap missi yang diberikan kepadanya adalah menyadarkan orang-orang agar memelihara harta yang paling agung yakni jiwa lewat upaya memperoleh kebijaksanaan dan kebenaran. Menurut Socrates, tindakan itu benar jika betul-betul bermanfaat bagi manusia.
b) Plato
Ajaran terpenting Plato adalah "dua dunia", yaitu dunia idea dan dunia materi. Menurut Plato, jiwa adalah suatu adikodrati, berasal dari dunia idea, tidak dapat mati, kekal. Jiwa terdiri dari tiga bagian (fungsi) yakni rasional (kebijaksanaan), kehendak (keberanian) dan bagian keinginan atau nafsu (pengendalian diri). Jiwa dipenjarakan dalam tubuh.
Menurut Plato, tujuan hidup manusia adalah eudaemonia (hidup yang baik). Agar hidup baik, orang harus mendapat pendidikan.
b) Aristoteles
Aristoteles mengajarkan tentang logika. Aristoteles menyebut jiwa sebagai psyche. Menurut Aristoteles, bukan hanya manuisa yang punya jiwa, tapi semua yang hidup punya jiwa. Menurut Aristoteles, jiwa dan tubuh adalah dua aspek yang menyangkut satu substansi. Badan adalah materi dan jiwa adalah bentuknya. Menurut Aristosteles, jiwa akan binasa pada saat kematian badan. Jiwa manusia, seperti jiwa tumbuhan dan hewan tidak bersifat kekal.
b. Zaman pertengahan
Filsafat pada abad pertengahan ditandai dengan lahirnya agama.. Pada saat itu, pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja yang dikenal dengan "The Scholastic", sehingga periode ini disebut masa Skolastik. Para filosof aliran skolastik menerima doktrin gereja sebagai dasar pandangan filosofisnya. Mereka berupaya memberikan pembenaran apa yang diterima dari gereja secara rasional.
Di antara filosof skolastik yang terkenal adalah Agustinus. Menurutnya dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dari yang tidak ada (creatio ex nihilo).
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus, yaitu credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan filsafata rasional yang lebih mendahulukan pengertian daripada iman.
Filsafat abat pertengahan terbagi dalam beberapa masa diantaranya:
(1). Masa Patristik, ini adalah masa dimana keputusan-keputusan dan
peletak dasar intelektual kekristenan serta pengembangan teologi
berada di tangan para pujangga-pujangga gereja dan tokoh-tokoh
gereja.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Tertullianus,
Justinus, Clements, Origenes, Gregorius, basilius, Dyonisius
Areopagita, Damascenus dll.
(2). Masa Skolastik, Nama ini di bentuk karena mengingatkan bahwa
pada masa ini peranan sekolah dan biara-biara dalam rangka
pengembangan pikiran-pikiran filsafat sangat penting.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Boethius, Eriugena,
Anselmus, petrus Abelardus, Bonaventura, Siger, Albertus Agung,
Thomas Aquinas, Johanes Dunn Scotus, Gulielmus, Nicolaus Cusanus.
c. Zaman Renaisans
Renaisans dianggap sebagai masa kegelapan karena di abad itu kekuasaan gereja mendominasi . Kekuasaan gereja sendiri adalah kekuasaan yang korup, dogmatis dan bersikap tirani.
Renaisans memiliki semangat pendobrakan tradisi dan dogma seperti yang dilakukan Martin Luther dan Kopemikus, pembuktian secara empiris dan cara berpikir ilmiah mulai digunakan dengan baik. Ilmu pengetahuan dan perkembangannya menjadi jiwa zaman renaisans ini. Penemuan, inovasi, kreasi baru, dan kritik keilmuan meliputi segala sesuatu, mulai dari seni lukis, arsitektur, sains sampai agama. Zaman renaissans adalah titik balik (turned point) Eropa dalam peradabannya. Zaman inilah yang mengawali kemajuan peradaban Eropa yang kelak menjadi peradaban barat, seiring melemahnya kekuatan peradaban besar lain yang berabad-abad menjadi rival terberat eropa yaitu peradaban islam di mana kecemerlangan penemuan-penemuan sains sendiri sudah dipelopori islam.
Sebagai zaman yang menghubungkan dua zaman yang bertolak belakang di Eropa, yaitu abad kegelapan sebelumnya dan abad modern setelahnya, zaman renaisans memiliki karakter khas sebagai berikut:
a) zaman terjadinya revolusi besar-besaran dalam berbagai bidang:
akselerasi intelektual, perkembangan sosial politik, perkembangan seni dan cara berfikir.
b) Pembuktian secara empiris dan cara berfikir ilmiah mulai digunakan dengan baik.
c) penemuan baru dalam bidang apapun di zaman ini tergolong
penemuan besar yang mengubah dunia dengan pengaruh yang luas untuk penyempurnaan penemuan-
penemuan selanjutnya.
d) Pemikiran filsafat yang berkembang di zaman inipun sesuai dengan
semangat pengembangan ilmu pengetahuan yang empiris, rasional dan ilmiah.
Tokoh dalam zaman ini antara lain Nicolas Copernicus dan (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626). Copernicus mengemukakan teori yang diberi nama ”heliosentrisme” yang melawan teori ”geosentrisme” oleh Ptolomeus, dimana Copernicus mengemukakan bahwa matahari adalah pusat jagad raya bukan bumi. Sementara Bacon adalah perintis filsafat ilmu pengetahuan dimana ia mengatakan knowledge is power.
c) Zaman modern
Zaman modern (17-19 M), ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Filsafat Barat modern kelahirannya didahului oleh suatu periode disebut dengan Renaisans dan dimatangkan oleh gerakan Aufklaerung diabad ke-18 itu, didalamnya mengandung dua hal yang sangat penting. Pertama semakin berkurangnya kekuasaan gereja kedua semakin bertambahnya kekuasaan ilmu pengetahuan. Sejak itu kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan didasarkan atas kepercayaan dan kepastian intelektual yang dapat dibuktikan berdasarkan metode, perkiraan dan pemikiran.
Para filsuf modern menyelidiki segi-segi subjek manusiawi “aku” sebagai pusat pemikiran, pusat pengamatan, pusat kebebasan, pusat tindakan, pusat kehendak dan pusat perasaan.
Filsafat modern mengalami puncak kejayaannya pada masa filsafat Marxisme dan tokoh yang terkenal adalah Karl Marx.
Menurut Marx kaum proleter harus merebut peranan kaum borjuis dan kapitalis itu melalui revolusi. Disamping berkembangnya aliran-aliran epistemologi, filsafat modern mengantarkan lahirnya revolusi industri di abad ke 18 dan negara-negara kebangsaan, serta ideology-ideologi dunia seperti liberalisme atau kapitalisme dan sosialisme atau komonisme.
e. Zaman Post Modern.
Pada abad ke-20 kelahiran post modernisme sebagai reaksi terhadap pemikiran modern yang juga telah berubah menjadi mitos baru. Populer setelah Francois Lyotard (1924-) menerbitkan buku The Postmodern Condition: A Report on Knowledge (1979).
Pada zaman ini lebih mengutamakan rasio dalam berfikir secara abstrak.
Pada abad ke-20 filsafat melahirkan beberapa aliran baru yaitu:
1. Aliran fenomenologi
2. Aliran eksistensialisme
3. Aliran pragmatisme
4. Aliran strukturalisme
5. Aliran postmodernisme
Sedangkan pada zaman setelah itu atau disebut juga sebagai zaman kontemporer.
Zaman kontemporer adalah era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang ini. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu dizaman modern dengan zaman kontemporer adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak abad ke-15, sedangkan zaman kontemporer memfokuskan sorotonnya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang.
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat mencakup berbagai bidang. Sehingga menimbulkan pencapaian-pencapaian ilmu pengetahauan baru sehingga lebih spesialisasi dan sangat rumit. Contoh pencapaian ilmu yang sangat controversial adalah penciptaan rekayasa genetika (kloning).
(tidak diuraikan secara rinci... )
sumber dari Goole
Tidak ada komentar:
Posting Komentar