Jumat, 30 Maret 2012


ABSTRAK

Gunawan, 2012. “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Kasus Bahan Belajar Kegiatan Pendulangan Intan Bagi  Siswa Kelas IV di SDN Sungai Tiung 3 Banjarbaru. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing I Prof. Dr. Dwi Atmono., M.Pd., M.Si. Pembimbing II : Dr. Herry Porda Nugroho Putro.,M.Pd.

Kata Kunci : model kooperatif tipe STAD, aktivitas, hasil belajar , IPS.

Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah yang dilakukan guru sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam memilih strategi yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran yang diajarkan. Setiap konsep dalam suatu mata pelajaran memiliki karaktristik tertentu dalam menuntut para siswa untuk mengembangkan kemampuan nalarnya dalam memahami sekaligus menguasai konsep tersebut dengan baik.
Kenyataan yang ditemui pada siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS kasus bahan belajar kegiatan pendulangan intan masih belum optimal. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS diketahui proses belajar-mengajar selama ini masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab yang pada kenyataannya hasil belajar masih belum maksimal. Nilai rata-rata mata pelajaran IPS terdapat peningkatan yang lambat dengan ketuntasan klasikal di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 70%. Kemungkinan penyebabnya adalah kurang tepatnya strategi belajar mengajar yang diterapkan, sehingga memerlukan adanya pendekatan dan metode yang cocok dalam pembelajarannya.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian menggunakan rancangan deskriptif dan dilaksanakan di SDN Sungai Tiung 3 Banjarbaru dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-Acheivement Divisions). Penelitian ini menggunakan setting kelas IV yang berjumlah 27 orang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 14 orang perempuan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data digunakan adalah observasi kegiatan pembelajaran guru, observasi kegiatan siswa, serta tes tertulis pada akhir siklus. Analisis data yang digunakan interpretasi berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi dengan pembahasan berdasarkan skala persentase dan indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan kurikulum.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) aktivitas pembelajaran guru pada siklus I menerapkan model pembelajaran kooperatf tipe STAD berlangsung belum efektif. Hal ini diketahui dari hasil observasi teman sejawat yang memberikan skor 3 kualifikasi cukup baik. Sementara siklus II aktivitas pembelajaran guru memperoleh skor 4 kualifikasi baik. (2) aktivitas belajar siswa melalui tahapan model kooperatif tipe STAD melalui kerja kelompok setelah menyelesaikan LKS tentang aktivitas pendulangan intan dan penggosokan batu permata dinyatakan cukup baik. Sementara aktivitas belajar siswa melalui tahapan model STAD pada siklus II dinyatakan baik, (3) hasil belajar siklus I pada tes formatif adalah 6,56 dengan ketuntasan 46,67% sementara nilai tes formatif pada siklus II adalah 8,07 berada di atas nilai KKM yaitu 7,0 sebagai indikator ketuntasan belajar yang disyaratkan kurikulum IPS dengan ketuntasan klasikal 100%.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada guru agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam metode pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru diharapkan dapat menjadikan model kooperatif tipe STAD lebih menarik dilaksanakan agar siswa berminat serta tidak jenuh mengikuti pelajaran. Materi soal diharapkan lebih komunikatif agar siswa tidak menemui kendala dalam menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar